Pedagang Oleh-Oleh Haji Depan Masjid Agung Probolinggo Wadul ke DPRD, Tolak Relokasi ke TWSL
Media Berita Probolinggo – Pedagang Masjid Agung Raudlatul Jannah Kota Probolinggo terus menyuarakan penolakan terhadap rencana relokasi yang dirancang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo. Mereka tergabung dalam Paguyuban Pedagang Oleh-Oleh Haji dan Umrah yang selama ini menggantungkan hidup dari berjualan di depan Masjid Agung. Setelah sebelumnya menggelar aksi damai, kini mereka melangkah lebih jauh dengan mengadukan nasib ke DPRD Kota Probolinggo. Para pedagang berharap bisa difasilitasi dalam bentuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) agar bisa menyampaikan aspirasi mereka secara langsung dan mendapatkan solusi terbaik.
Ketua paguyuban, Bambang, mengatakan bahwa surat permohonan RDP sudah dikirimkan ke DPRD beberapa hari lalu. Dalam RDP nanti, para pedagang akan menyampaikan penolakan terhadap pembongkaran kios dan relokasi ke area depan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL). Lokasi tersebut kurang strategis, sempit, dan hanya tersedia untuk lima pedagang, sementara jumlah pedagang yang terdampak jauh lebih banyak. Mereka khawatir relokasi akan mengakibatkan penurunan drastis dalam pendapatan harian.
rt=”1233″ data-end=”1551″ data-is-last-node=”” data-is-only-node=””>Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo, Santi Wilujeng, menyatakan pihaknya terbuka terhadap permohonan RDP dan akan memfasilitasi pertemuan antara pedagang dan pemerintah. Ia menegaskan, dalam proses pembangunan atau revitalisasi kawasan, semua pihak harus mendapatkan keadilan .
Revitalisasi Alun-Alun Probolinggo Picu Penolakan Pedagang
Ketua paguyuban, Bambang, menyatakan pihaknya telah melayangkan surat permohonan resmi kepada DPRD agar mefasilitasi RDP. Mereka ingin menyampaikan keberatan atas rencana revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo yang akan berdampak pada pembongkaran toko-toko mereka.
Bedak depan masjid ini sudah menjadi mata pencaharian utama kami selama bertahun-tahun. Kalau pindah lokasi ke depan TWSL, kami khawatir pendapatan menurun drastis karena lokasinya kurang strategis dan hanya tersedia untuk lima pedagang,” ungkap Bambang, Ketua Paguyuban Pedagang Oleh-Oleh Haji dan Umrah depan Masjid Agung Raudlatul Jannah Kota Probolinggo, Sabtu (14/6/2025).
Baca Juga : Buang Sampah, Kakek di Jrebeng Lor Probolinggo Tewas Tertemper KA Pendalungan
Menurutnya, lokasi berdagang saat ini memiliki daya tarik tersendiri karena berada tepat di depan masjid agung yang selalu ramai oleh jemaah dan pengunjung. Relokasi ke area Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) tidak sebanding, baik dari segi akses pengunjung maupun potensi penjualan.
Bambang menambahkan, para pedagang merasa tidak melibatkan dalam pengambilan keputusan dan berharap adanya Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Kota Probolinggo agar bisa mencari solusi yang adil tanpa merugikan pihak manapun, terutama pedagang kecil.
Sementara itu aspirasi para pedagang menyampaikan akan mefasilitasi oleh Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo.
“Kami mendukung program revitalisasi dalam rangka mempercantik Kota Probolinggo, tetapi tidak boleh ada pihak yang merugikan. Kami harap relokasi dapat tetap berada di sekitar kawasan alun-alun atau masjid katanya.